Sudah lama subwoofer Legacy 6" ku nganggur, padahal dah dibikinin boks, tinggal bikin powernya. Akhirnya kepikiran dibikin system 2.1 saja, dengan satu blok power di subwoofer dan 2 channel output buat satelit kiri dan kanan.
Yang perlu disiapin pertama trafonya, keinget punya trafo tulisannya sih 5A, tapi dari dimensinya aja keliatan banget kalau itu cuman abal2. Tegangan paling tinggi 32V CT, padahal aku butuhnya paling cuman 22V CT buat supply TDA7294 mono buat ngangkat subwoofernya, jadi banyak lilitan yang gak kepake. Liat kawatnya juga kecil banget masa 5A diameter kawat cuma 0,8mm preeettt.....
Daripada eneg ngeliatnya mending gw bongkar aja trafonya dan gulung ulang. Rencana mau dibikin 3 keluaran sekunder (multi sekunder) sebagai berikut:
- 22V CT ; 2A buat power TDA7294 mono (drive subwoofer Legacy 6")
- 16V CT ; 2A buat power LM1875 atau TDA2030 stereo (satelit R + L)
- 9V ; 300mA buat kipas pendingin
Mulai itung2an deh yang bikin kepala puyeng (teorinya disini).
Kali ini itungan agak beda dari ngerencanain trafo biasanya, disini kita sudah punya ukuran inti besinya jadi kita tinggal cari daya primer dan sekundernya lalu disesuaikan dengan daya maksimal yang bisa dihasilkan dari inti besi yang kita punya.
Karena kita mau bikin trafo multi sekunder maka daya sekunder adalah total dari penjumlahan semua daya keluaran sekunder
Ps = ( 2 x 22 x 2 ) + ( 2 x 16 x 2 ) + ( 9 x 0,3 )
= 88 + 64 + 2,7
= 154,7 VA
Pp = 1,1 x 154,7
= 170,17 VA kita bulatkan saja 170 VA
Ukuran kern / inti besi yang kita punya panjang b = 3,2 cm dan lebar h = 4,1 cm sehingga
Aeff = 3,2 x 4,1
= 13,12 cm2
Daya maksimal yang dapat dihasilkan oleh inti trafo = Aeff2 = 13,122 = 172,13
Jadi kita masih punya sisa daya sekitar 2 VA, lumayan buat cadangan heheheheheh.
Diameter kawat yang kita pakai
ds1 = 0,7 x √ Is1
= 0,7 x √ 2
= 0,98 mm , kita pakai AWG 18 diameter 1 mm
ds2 = ds1 = 1mm
ds3 = 0,7 x √ Is3
= 0,7 x √ 0,3
= 0,38 mm , kita pakai AWG 26 diameter 0,4 mm
dp = 0,7 x √ Ip
= 0,7 x √ ( 170 / 220 )
= 0,7 x √ 0,7
= 0,58 mm , kita pakai AWG 23 diameter 0,57
Jumlah gulungan primer dan sekunder
np = (45 / Aeff) x 220
= (45 / 13,12) x 220
= 754,57 kita bulatkan saja 755 lilit
ns/v = (50 / Aeff)
= (50 / 13,12)
= 3,8 lilit per volt
ns1 = 3,8 x 22
= 83,6 kita bulatkan 84 lilit, karena CT berarti waktu menggulung dikalikan 2
ns2 = 3,8 x 16
= 60,8 dibulatkan 61 lilit , dan dikalikan 2 waktu menggulungnya karena CT
ns3 = 3,8 x 9
= 34,2 dibulatkan jadi 35 lilit
Pengecekan apakah lilitan bisa masuk ke jendela trafo atau tidak (dimensi x = 16 mm ; y = 48 mm)
c = ( np qp + ns1 qs1 + ns2 qs2 + ns3 qs3 ) / Acu , dimana luas penampang kawat q = ¼ π d2
= ( 755 x ¼ x 3,14 x 0,572+ 168 x ¼ x 3,14 x 12+ 122 x ¼ x 3,14 x 12+ 35 x ¼ x 3,14 x 0,42) / (16 x 48)
= ( 192,56 + 131,88 + 95,77 + 4,396 ) / 768
= 424,606 / 768
= 0,55
nilai c yang baik antara 0,45 sampai 0,7, kalau kurang dari itu inti tidak bisa maksimal fungsinya, dan jika diatasnya kawat tidak bisa masuk ke jendela inti
nilai c untuk trafo yang mau aku gulung 0,55 so bisa dipastikan gulungan masuk ke jendela dan inti dapat bekerja dengan baik.
Ingat gulungannya harus searah semua, dan usahakan serapi dan serapat mungkin agar rugi2 trafo kecil. Tiap selesai satu gulungan lapisi dengan kertas prespan atau pita teflon yang tahan panas. Jika semua sudah tergulung tetesi dengan sirlak pada gulungannya, lalu pasang kernnya.
Hasil jadinya |
Tes dan ukur tegangannya, untuk ngukur arusnya belum punya dummy load ( potensio dengan watt yang besar ), semoga aja mendekati lah....
bagus gan artikelnya. coba mampir ke tempat kita deh. ada gantungan kunci dari akrilik harga 4500/pcs tanpa minimal order :)
BalasHapus